Portal Data Mahasiswa Gadjah Mada

Litbang Belajar #2

libel-2

 

File lebih lengkap dapat di Download Litbang Belajar #2

 

INSTRUMEN PENELITIAN DAN CARA MEMBUAT KUISIONER YANG BAIK

 

  1. Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto, instrumen penelitian merupakan alat bantu yang dipilih & digunakan oleh peneliti dalam melakukan kegiatannya untuk mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis & dipermudah olehnya. Instrumen penelitian pada umumnya dibagi menjadi dua, yaitu tes dan non-test.

  1. Instrumen tes

Tes merupakan kumpulan pertanyaan atau soal yang berguna sebagai alat ukur terhadap variabel-variabel tertentu yang berupa kemampuan, ketrampilan, intelegensi, sikap atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Ada banyak macam bentuk tes, seperti tes secara tertulis, lisan, perbuatan, dan lain sebagainya.

  1. Instrumen non-tes

Instrumen non-tes lebih banyak variasinya dari pada instrumen tes. Beberapa instrument non-tes adalah sebagai berikut :

  1. Angket atau kuesioner adalah instrument penelitian yang dibuat dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden berupa laporan tentang pribadinya, atu hal-hal yang ia ketahui. Penyebaran angket bertujuan untuk mengetahui informasi mengenai suatu masalah dimana responden dapat memberikan jawaban sesuai dengan pertnyaan yang diberikan.
  2. Interviu atau wawancara merupakan instrument penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data tentang latar belakang seorang siswa berdasarkan sikapnya terhadap proses pembelajaran, sikap orang tua terhadap perkembangan prestasi belajara anaknya, sikap dan perhatian masyarakat terhadap pendidikan dan lain-lain.
  3. Observasi,yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke obyek penelitian utnuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Apabila obyek penelitian bersifat perilaku,tindakan manusia, dan fenomena alam, proses kerja dan penggunaan responden kecil. Observasi dapat dilakukan dengan cara partisipasi ataupun nonpartisipasi. Dalam observasi partisipasi, pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Pengamat ikut sebagai peserta. Dalam peserta non partisipasi pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, dia hanya berperan sebagai pengamat dan tidak ikut dalam kegiatan.
  4. Dokumentasi, yaitu suatu bentuk pengabadian, arsip ataupun barang-barang peninggalan yang diabadikan. Dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, seperti literatur buku-buku yang relevan, majalah, laporan kegiatan, catatan harian, notulen rapat, dan beberapa dokumen yang berkaitan dengan penelitian.
  5. Skala bertingkat (ratings) merupakan suatu ukuran subyektif yang dibuat secara berskala. Data yang dihasilkan oleh skala bertingkat merupakan data kasar, namun walaupun masih merupakan data kasar skala bertingkat cukup memberikan informasi tertentu tentang program atau orang yang dijadikan objek. Data yang dihasilkan dari instrumen jenis ini berupa gambaran penampilan, terutama penampilan frekuensi munculnya sifat-sifat seseorang di dalam menjalankan tugasnya.

 

  1. Cara Membuat Kuesioner yang Baik

Kuesioner atau angket yang baik adalah angket yang bisa menyampaikan tujuan penelitian si peneliti secara tidak langsung. Maksudnya adalah ketika responden mengisi kuisioner, dia dapat dengan cepat paham atas setiap pertanyaan yang ada di angket dan mengetahui langsung tujuan dari pengisian kuisioner tersebut dengan menjawab setiap pertanyaan yang ada. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan untuk membuat kuesioner yang baik khusus untuk membuat pertanyaan-pertanyaan yang ada, yaitu adalah sebagai berikut :

  1. Kejelasan, yaitu setiap pertanyaan yang ada harus jelas. Misalnya saja, seberapa sering Anda mengunjungi perpustakaan?. Kata kerja mengunjungi harus diberi penjelasan karena mungkin orang bisa menafsirkannya dengan pengertian yang berbeda seperti hanya datang mengambil buku kemudian keluar, belajar dan membaca buku selama beberapa saat, dan lain sebagainya.
  2. Leading question, yaitu pertanyaan yang membuat responden tidak punya pilihan selain menjawab jawaban yang sesuai dengan keinginan anda. Hindari pembuatan pertanyaan ini. Pertanyaan seperti ini biasanya dilakukan dengan memberikan pilihan yang sedikit. Oleh karena itu, buatlah pilihan yang banyak dan seimbang, yaitu tidak mendukung dan tidak menolak atau netral.
  3. Hindari pertanyaan yang akan menyinggung responden, misalnya apakah Anda seorang pemabuk?
  4. Jangan buat pertanyaan hipotesis, yaitu pertanyaan yang didasarkan dugaan dan khayalan yang belum tentu pernah dilakukan responden. Misalnya saja, jika Anda seorang Presiden apa yang akan Anda lakukan?. Namun, perlu diingat pertanyaan ini biasanya hanya dihindari apabila instrumennya kuesioner karena akan membuat responden harus bersusah payah untuk berpikir sehingga membuat responden menjadi enggan untuk mengisi kuesioner.
  5. Jangan buat pertanyaan tentang moral yang tentunya tidak perlu ditanyakan. Misalnya, ketika Anda mengisi kuesioner dan mendapati pertanyaan “ Apakah Anda akan membantu nenek-nenek yang sedang menyeberang jalan dengan kondisi Anda hampir telat masuk kelas? “ Hampir semua orang pasti akan menjawab ya, dan itu hanyalah formalitas saja.

 

SUMBER

 

 

Leave a comment

Your email address will not be published.